Kisah seorang Anak yang Berbakti kepada Orangtua yang Sakit

Kisah haru tentang pasiennya yang sangat berbakti kepada orangtua yaitu ibu nya sendiri. Ketika aku mendengar kisah ini langsung dari anak yang berbakti tersebut, aku tak dapat menahan rasa haru ku. Aku pun menangis mendengar dan melihat kisah anak yang yang berbakti kepada orangtua berikut ini.
Pada suatu hari saat aku sedang bertugas di sebuah klinik didalam rumah sakit ditempat kota ku tinggal, datanglah pasien yang merupakan seorang wanita yang sudah lanjut usia bersama anak lelakinya yang berumur sekitar 30 tahun itu kedalam klinik tempatku bertugas. Saat saya memperhatikan pasien beserta anak lelakinya tersebut, saya melihat bahwa si anak lelakinya ini memberikan perhatian yang ekstra kepada ibunya ini. Ia memegang tangan ibunya, kemudian ia merapihkan pakaian ibunya dan memberikan ibunya makan serta minum.
Setelah saya berbincang bersama anaknya mengenai masalah kesehatan ibunya dan saya pun meminta ibunya untuk diperiksa. Setelah di periksa, aku bertanya kepada anak lelakinya mengenaik kondisi akal si ibu yang menurutku agak terlihat dan terasa janggal. Setelah saya bertanya, anak lelakinya itu pun menjawab, “Dia adalah ibuku, dok. Ibuku memiliki penyakit keterbelakangan mental sejak aku dilahirkan.” Ketika mendengar hal tersebut, rasa ingin tahuku pun semakin bertambah. Akupun kembali menanyakan beberapa hal kepada anak lelakinya itu, “Lalu, siapa yang merawatnya selama ini?” Dan anaknya itu langsung menjawab, “Aku yang merawatnya dokter.”
Mendengar hal tersebut aku merasa takjub dan juga terkejut, melihat seorang anak yang sangat berbakti kepada orangtua. Aku pun kembali mengajukan pertanyaan kepada anak itu, “Dan selama ini, siapakah yang memandikan dan mencuci pakaian ibumu?” Kemudian pemuda tersebut pun menjawab, “Aku menyuruh ibuku masuk ke kamar mandi untuk mandi sendiri. Aku menunggunya di luar pintu kamar mandi hingga ibuku selesai mandi. Setelah ia selesai mandi, aku memberikannya baju untuk dipakai. Pakaian kotor bekas ibuku pakai kemudia aku kumpulkan dan aku masukkan kedalam mesin cuci untukku cuci. Aku membelikan pakaian yang ibu butuhkan.”
Setelah mendengar semua itu akupun akhirnya menanyakan hal – hal lainnya lebih dalam tentang ibunya itu, “Mengapa kamu tidak mencarikan pembantu yang bisa mengurus ibumu?” Anaknya tersebut lalu menjawab, “Tidak dokter, pembantu tidak pernah memperhatikannya dengan baik. pembantu juga tidak bisa benar – benar memahaminya. Aku merasa khawatir dengan ibu, jadi aku memutuskan supaya aku yang merawat ibuku langsung. Karena ibuku itu seperti anak kecil. Ia tidak bisa melakukan hal – hal yang biasa dilakukan oleh orang dewasa normal lainnya. Dan akulah yang sangat memahami dan mengerti ibuku. Karena aku sudah mengurus ibuku hampir 20tahun lamanya.”
Mendengar semua itu, rasanya tenggorokan ku sakit. Tak kuat aku menahan haru mendengar kisah dan perlakuannya kepada ibunya itu. Sungguh benar – benar anak yang berbakti kepada orangtua. Akupun kembali mengajukan pertanyaan kepada anaknya itu, “Apakah sekarang kamu sudah menikah?”, “Alhamdulillah dok, saya telah menikah dan juga memiliki dua orang anak” jawabnya kepada ku. Aku pun bertanya lagi, “Berarti selama ini, istrimu juga membantu mu untuk mengurus ibu mu?” Lalu anak itu menjawab, “Iya dok, istriku membantu ku semampunya karena aku juga tidak ingin memaksakannya. Istriku yang memasak dan menyuapi ibu ku untuk makan. Ibuku sangat menyukai masakan istriku, dan ibuku juga sangat senang disuapi oleh istriku. Aku juga telah mendatangkan pembantu untuk membantu pekerjaan lain yang seharusnya istriku lakukan. Namun, aku selalu berusaha supaya aku bisa makan bersama dengan ibuku. Karena aku harus memperhatikan kadar gula yang ibuku makan. Karena, sudah dari dulu ibuku mengidap penyakit Diabetes. Oleh karena itu aku harus selalu memperhatikannya agar ibuku tetap sehat. Aku selalu bersyukur kepada Allah SWT karena aku dikelilingi oleh orang – orang yang menyayangiku dan juga ibuku. Allah SWT memang sangat baik.”
- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment